Sabtu, 22 September 2007

Blackjack

Blackjack Cerdas
Perangkat untuk Menyelesaikan Berbagai Persoalan Mobilitas

Kehadiran ponsel cerdas oleh berbagai perusahaan manufaktur ternama dunia selalu ditunggu oleh para penggemar gagdet. Entah karena hobi untuk setiap kali mengganti ponsel yang digunakannya atau untuk keperluan lain, semua orang antusias menantikannya.

Ketika Nokia memperkenalkan penerus produk seri Communicator-nya, misalnya, pekan lalu, semua orang pun memusatkan perhatiannya karena acara tersebut memperkenalkan ponsel cerdas terbarunya, seri E90. Semua perhatian tertuju, menantikan dan menyimak dengan benar apa yang dijadikan andalan pada produk terbaru yang akan dijual pertengahan bulan depan tersebut.

Yang menarik, pada acara perkenalan E90 kepada komunitas pengguna Nokia Communicator Indonesia, produk E90 ketika dilelang berhasil mencapai angka penjualan yang fantastis sampai Rp 45 juta. Ini adalah harga ponsel cerdas termahal di dunia dan lebih mahal dibanding iPhone buatan Apple yang juga dinantikan banyak orang.

Ponsel cerdas memang menjadi fenomena menarik. Banyak faktor yang ikut menentukan. Fitur dan teknologi merupakan satu faktor. Dan menjadi ciri alamiah, kita memang condong untuk mengagumi kemajuan teknologi, terutama miniaturisasi yang memungkinkan sebuah gadget menjadi lebih ringkas.

Di Indonesia ada faktor lain. Namanya gaya hidup. Hanya di Indonesia ponsel cerdas seri Communicator buatan Nokia yang memiliki penggemar paling besar di dunia. Sehingga tidak mengherankan, Nokia kemudian memutuskan untuk menjual Nokia E90 pertama kali di Indonesia sebelum masuk ke pasaran negara lain.

Gaya hidup memang bukan ciri khusus pengguna ponsel cerdas di Indonesia. Sampai sekarang memang tidak ada penjelasan yang memuaskan kenapa seri Communicator sejak pertama kali menarik animo banyak orang dan diperkirakan sudah ada sekitar 500.000 unit Communicator yang dijual di Indonesia sejak seri 9000.

Dukungan massa

Di Indonesia, Nokia seri Communicator digemari pria dan wanita dan dijadikan status simbol oleh siapa saja, termasuk para lurah di berbagai daerah di Indonesia. Padahal, di pasaran Indonesia mulai banyak ponsel cerdas yang dijajakan dari berbagai merek ternama dengan fitur, teknologi, maupun desain yang tidak kalah menarik.

Komputer genggam yang dikenal dengan sebutan PDA phone, yang masuk ke Indonesia dengan berbagai macam merek pun masih sulit untuk bisa menyaingi seri Communicator ciptaan orang-orang Finlandia tersebut. Semua penggemar Communicator terpaku dan tergiur begitu Nokia mengumumkan seri E90-nya yang terbaru.

Perkembangan ponsel cerdas belakangan ini memang menjadi semakin menarik, di luar fenomena Nokia Communicator tentunya. Sudah lama merek-merek ternama dunia seperti Motorola dan Sony Ericsson memperkenalkan ponsel cerdas dengan berbagai kemampuan, rancang desain yang menarik, serta harga jual yang masuk dalam kategori ponsel high-end.

Yang perlu kita simak sebenarnya adalah adanya sebuah tren untuk menghadirkan ponsel cerdas yang menggunakan papan ketik dengan struktur QWERTY, tapi mempertahankan bentuk desain yang tetap kecil tapi nyaman digunakan. Sony Ericsson ketika memperkenalkan seri P990i, misalnya, menghadirkannya sebagai ponsel cerdas high-end, tapi tidak mendapat dukungan massa yang besar seperti Nokia Communicator.

Hal yang sama juga terjadi pada kategori PDA phone, seperti Dopod 838Pro yang menyembunyikan papan ketika di balik layar monitornya dan muncul ketika digeser. Ada penggemarnya karena produk merek Taiwan ini menggunakan sistem operasi Windows Mobile yang dianggap oleh para pengguna fanatiknya lebih cepat ketimbang saingannya yang menggunakan sistem operasi Symbian.

Memikat

Terlepas dari persoalan di atas, ada fenomena lain terkait dengan perkembangan ponsel cerdas. Motorola, misalnya, sudah lama mencoba untuk menghadirkan berbagai jenis ponsel cerdas menggunakan berbagai macam sistem operasi, termasuk menggunakan sistem operasi Linux. Ponsel cerdas Motorola terbaru yang dinantikan orang-orang adalah seri Q, yang menggunakan sistem operasi Windows Mobile.

Yang mengejutkan adalah ketika Kompas mencoba ponsel cerdas pertama buatan Samsung, perusahaan Korea Selatan, yang memperkenalkan seri SGH-i600 yang juga dikenal dengan sebutan Blackjack. Menggunakan sistem operasi Windows Mobile 5.0, dan kemungkinan bisa menggunakan sistem operasi Windows Mobile 6.0 yang terbaru buatan Microsoft, Blackjack mencerminkan sebuah kesempurnaan ponsel cerdas.

Tidak bisa disangkal bahwa ponsel cerdas i600 ini dipersiapkan secara matang, baik desain maupun fiturnya, mencoba untuk menjaga jarak dengan perangkat serupa yang menggunakan papan ketik mini seperti Motorola Q maupun Blackberry yang sudah populer dan memelopori penggunaan keyboard tersebut.

Menggunakan layar monitor ukuran 2,3 inci dengan resolusi QVGA (240 x 320), SGH-i600 buatan Samsung ini merupakan produk terbaik yang pernah dihasilkan perusahaan asal Korsel ini. Rancangannya yang lebih tipis dibanding Blackberry 8800 yang terbaru atau Blackberry 8707v yang juga memiliki kapasitas koneksi 3G, i600 jauh lebih memikat digunakan ketimbang membaca ulasan yang ada di berbagai situs web.

Jaga jarak

Rupanya para insinyur Samsung ketika merancang i600 berupaya untuk menjaga jarak dengan produk ponsel cerdas yang sudah ada di pasaran dan mempertimbangkan faktor bentuk yang nyaman digenggam serta ketebalan yang tidak mengganggu di saku penggunanya. Dengan ketebalan 59 mm dan berat 105 gram, SGH-i600 memang dirancang sebagai perangkat "Ultra Messaging" yang nyama untuk mengakses e-mail atau aktivitas digital lainnya.

Desain keyboard-nya pun berbeda, tidak terlalu kecil dan berdekatan satu sama lain, mencegah terjadinya thumbitis, terganggunya ibu jari karena terlalu sering digunakan pada perangkat ponsel cerdas yang menggunakan papan ketik QWERTY ukuran kecil.

Memiliki fitur teknologi 3,5G HSPDA yang mampu mengakses e-mail atau koneksi jaringan internet lima kali lebih cepat dibanding teknologi 3G, SGH-i600 menjadi pilihan menarik bagi orang-orang yang membutuhkan akses nirkabel kecepatan tinggi. Bahkan, walaupun dukungan HSPDA di Indonesia masih terbatas, pengguna Blackjack bisa menggunakan fitur WiFi yang terasa mudah digunakan untuk terkoneksi ke jaringan hotspot secara cepat.

Yang tidak kalah menarik adalah penggunaan scroll wheel pada bagian kanan, memudahkan untuk melakukan navigasi pada ponsel cerdas buatan Korsel ini. Samsung sendiri sepertinya tidak memiliki ambisi untuk menjadikan ponsel cerdas ini sebagai sebuah solusi terkonvergensinya teknologi komunikasi informasi.

Ada satu persoalan yang memang masih menjadi kendala ketika perusahaan manufaktur ponsel cerdas harus merancang desain yang tipis dan ringan, baterai. Baterai memang menjadi isu penting pada semua ponsel cerdas sehingga tidak mengherankan Samsung harus meyiapkan baterai cadangan selain baterai utama pada produk SGH-i600 ini.

Dapat diandalkan

Mereka yang membutuhkan ponsel cerdas yang ringan, ringkas, mudah digenggam, serta desain menarik untuk menunjukkan tren gaya hidup mungkin perlu mempertimbangkan SGH-i600 dalam daftar belanja gadget-nya.

Semua kebutuhan disediakan oleh ponsel cerdas Blackjack kelahiran Korsel ini, termasuk kamera digital maupun video call dengan kualitas yang memuaskan. Produk buatan Samsung ini adalah perangkat bisnis serius yang dibutuhkan oleh para eksekutif yang harus berhadapan dengan mobilitas yang tinggi.

Memang harus masih diuji apakah SGH-i600 ini di Indonesia memiliki penggemarnya yang lebih banyak menggunakan SMS ketimbang menggunakan e-mail untuk berkomunikasi serius berkaitan dengan pekerjaan kantor.

Mereka yang memiliki mobilitas tinggi perlu produk ponsel cerdas yang dapat diandalkan untuk menyelesaikan berbagai macam pekerjaan, baik menyangkut kantor atau keperluan bisnis lainnya. Dan Samsung memberikan alternatif yang menarik menghadirkan Blackjack ini. (rlp)

Tidak ada komentar: