Rabu, 26 September 2007

tUgasQ SIG











Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi (georeference), disamping itu SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi (Anon, 2001). Barus dan Wiradisastra (2000) membagi SIG berdasarkan sistem operasinya yang dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu; (1) SIG secara manual, yang beroperasi memanfaatkan peta cetak (kertas/transparan), bersifat data analog, dan (2) SIG secara terkomputer atau lebih sering disebut SIG otomatis.
Pengertian SIG saat ini lebih sering diterapkan bagi teknologi informasi spasial atau geografi yang berorientasi pada penggunaan teknologi komputer, dalam hubungannya dengan teknologi komputer, Arronoff (1989) dalam Anon (2003) mendifinisikan SIG sebagai sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), memanipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output).
Aplikasi SIG dapat digunakan untuk berbagai kepentingan selama data yang diolah memiliki refrensi geografi, maksudnya data tersebut terdiri dari fenomena atau objek yang dapat disajikan dalam bentuk fisik serta memiliki lokasi keruangan (Indrawati, 2002).
SIG merupakan suatu sistem sehingga memiliki komponen-komponen penyusun dimana menurut Barus dan Wiradisastra (2000) ada empat komponen, yaitu; (1) perangkat keras seperti digitizer, scanner, Central Procesing Unit (CPU), hard-disk, dan lain-lain; (2) Perangkat Lunak seperti ArcView, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS, dan lain-lain; (3) Organisasi (manajemen); dan (4) pemakai.
Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat digunakan adalah analisis spasial dan analisis atribut. Data spasial merupakan data yang berkaitan dengan lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta. Sedangkan data atribut merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai objek sebagai data spasial.
Penyajian data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik, bentuk garis dan bentuk area (polygon). Sedangkan struktur data spasial dibagi dua yaitu model data raster dan model data vektor. Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat (grid)/sel sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur. Data vektor adalah data yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis atau area (polygon) (Barus dan Wiradisastra, 2000).
Proses awal bekerja dengan SIG adalah memasukan data. Data-data spasial dan atribut baik dalam bentuk analog maupun data digital lainnya dikonversikan kedalam format yang diminta oleh perangkat lunak sehingga terbentuk basisdata (database). Menurut Anon (2003) basisdata adalah pengorganisasian data yang tidak berlebihan dalam komputer sehingga dapat dilakukan pengembangan, pembaharuan, pemanggilan, dan dapat digunakan secara bersama oleh pengguna. Basisdata merupakan bagian dari proses penyimpanan dan manajemen data.
Manipulasi dan analisis data merupakan ciri utama dari SIG. Kemampuan SIG dalam melakukan analisis gabungan dari data spasial dan data atribut akan menghasilkan informasi yang berguna untuk berbagai aplikasi (Anon, 2003).
Bentuk produk suatu SIG dapat bervariasi baik dalam hal kualitas, keakuratan dan kemudahan pemakainya. Hasil ini dapat dibuat dalam bentuk peta-peta, tabel angka-angka: teks di atas kertas atau media lain (hard copy), atau dalam cetak lunak (seperti file elektronik) (Barus dan Wiradisastra, 2000).
Barus dan Wiradisastra (2000) mengungkapkan bahwa SIG adalah alat yang handal untuk menangani data spasial, dimana dalam SIG data dipelihara dalam bentuk digital sehingga data ini lebih padat dibanding dalam bentuk peta cetak, tabel atau dalam bentuk konvensional lainnya yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan meringankan biaya yang diperlukan.


SIG New

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Print E-mail

Hampir setiap keputusan yang telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari , mempunyai kaitan dengan fakta geografi. Semakin kita paham atau mengenal akan keadaan geografi dilingkungan kita , semakin baik kesimpulan atau keputusan yang kita lakukan. Banyak negara didunia yang mengeluarkan dana miliaran dollar dengan memanfaatkan perkembangan dalam bidang teknologi komputer dan teknologi lain terkait untuk mengoptimalkan pemahaman tentang geografi. Hal ini diperkirakan akan berlangsung hingga dekade mendatang.

Beberapa topik yang akan membantu anda untuk memahami SIG dengan lebih baik :

  • Apakah SIG itu ?
  • Pertanyaan yang dapat dijawab SIG

Apakah SIG itu ?

Dalam upaya untuk meningkatkan pemahaman akan penomena dan kondisi yang berkaitan dengan geografi, sejalan dengan perkembangan dalam bidang ilmu komputer dan teknologi elektronika, oleh ahli-ahli di negara maju , dibangun suatu sistim yang dapat mengintegrasikan dan mengkoordinasikan segala kegiatan dan fakta yang berkaitan dengan geografi yang disebut dengan sistim informasi geografi. SIG bukan sekedar sistem komputer untuk pembuatan peta, melainkan dapat juga merupakan alat analisis.

Keuntungan utama alat dari SIG adalah memberi kemungkinan untuk mengindentifikasi hubungan spasial diantara feature data geografis dalam bentuk peta. SIG tidak hanya sekedar menyimpan peta menurut pengertian konvensional yang ada dan SIG tidak pula sekedar menyimpan citra atau pandangan dari area geografi tertentu. Akan tetapi, SIG dapat menyimpan data menurut kebutuhan yang diinginkan dan menggambarkan kembali sesuai dengan tujuan tertentu. SIG menghubungkan data spasial dengan informasi geografi tentang feature tertentu pada peta. Informasi ini disimpan sebagai atribut atau karakteristik dari feature yang disajikan secara grafik.

Sebagai contoh, jaringan jalan dapat disajikan dengan jalur tengah jalan ( road centerlines ), pada keadaan ini, representasi visual yang sebenarnya dari jalan tidak akan memberikan terlalu banyak informasi tentang jalan tersebut. Untuk memperoleh informasi tentang jalan, misalnya lebar atau jenis jalan, kita dapat menanyakan ke database, kemudian menentukanan simbol tampilan jalan menurut jenis informasi yang perlu ditampilkan.

SIG dapat juga menggunakan atribut yang tersimpan untuk menghitung informasi baru mengenai feature peta :

  • sebagai contoh, untuk menghitung panjang jalan tertentu atau mendeterminasi luas total dari jenis tanah tertentu.

Saat ini SIG digunakan untuk aplikasi yang beragam, antara lain :

  • untuk kepentingan bisnis, universitas dan pemerintahan.

Definisi umum dapat dijelaskan sebagai :

  • A computer system capable of holding and using data describing places of the earth surface ?
  • Sistem komputer yang mampu menangani dan menggunakan data yang menjelaskan tempat pada permukaan bumi ?.

SIG juga dapat telah dijelaskan dengan dua cara :

  1. Melalui definisi format data; dan
  2. Melalui kemampuannya untuk melaksanakan operasi spasial, menghubungkan kumpulan data dengan menghubungkan lokasi sebagai kunci umum.
Penginputan data yang paling banyak dilakukan yang berkaitan dengan idata geografi adalah datacitra satelit. Data ini berbentuk raster atau grid. Data seperti ini dapat diproses melalui analisa dengan menggunakan perangkat lunak yang disebut sistem pemprosesan citra (Image Processing System). Data dapat juga diinput dengan memasukkan data vektor yang ada di bumi, yaitu dengan menggunakan alat yang dinamakan digitizer.
Semua data yang masuk disimban di data base. Database SIG berbeda dengan database sistim drafting biasa dimana dengan sistim drafting biasa , outputnya hanya berbentuk grafik dimana database SIG dapat menggabungkan data textual dengan data grafik.
Pertanyaan yang dapat dijawab SIG
Pertanyaan Aspasial
  • Beberapa jumlah rata-rata orang yang bekerja disetiap lokasi ? adalah penanyaan non spasial, jawabannya tidak memerlukan nilai lattitude dan longitude yang menunjukkan dimana lokasinya dan hubungannya ke lokasi lain.
Pertanyaan Spasial
  • Apakah pusat kotanya terletak didalam radius 1.000 mil dengan kota lainnya . Rute terpendek mana yang melalui semua pusat kota ini ?. Ini adalah penanyaan spasial yang hanya dapat dijawab dengan menggunakan data lattitude dan longitude, serta informasi lainnya. Kita dapat juga menghitung misalnya hilangnya hasil kayu dalam radius 100 meter dari jalan yang ada dengan mengimplementasikan fungsi buffer ( yang ada pada aplikasi GIS) di masing-masing sisi jalan yang dievaluasi.
Hubungan Data
  • Secara khusus SIG dapat menghubungkan kumpulan data yang berbeda, seandainya anda ingin mengetahui tingkat kematian yang diakibatkan kanker pada anak-anak dibawah 10 tahun disetiap propinsi. Jika anda mempunyai satu file berisi jumlah anak pada kelompok umur ini dan file lain berisi kematian, pertama anda harus mengkombinasikan atau menghubungkan kedua file data tersebut.
Pemanduan Eksak (Exact Matching)
  • Pemanduan Eksak terjadi bila ada informasi pada satu file tentang banyak feature geografi (misalnya, negara bagian) dan informasi tambahan pada file lainnya tentang kumpulan feature yang sama. Operasi penggabungan dua file ini dilakukan dengan menggunakan kunci umum untuk kedua file tersebut (pada kasus ini, negara bagian). Dengan demikian record pada setiap file dengan nama negara bagian diekstrak, digabungkan dan disimpan di file lain.
Pemanduan hierarki (hierarchial matching)
  • Jika area yang lebih kecil terletak tepat didalam area yang lebih besar, maka penyelesaian untuk pembuatan paduan data pada area yang sama adalah menggunakan penyelesaian pemaduan hierarki ? menambah data untuk area yang lebih kecil sehingga area terkelompok dipadukan kearea yang lebih besar dan kemudian paduan eksak dilaksanakan.
Pemanduan fuzzi (fuzzy matching)
  • Jika anda ingin mendeterminasi tanah yang sangat produktif untuk tanaman tertentu, anda perlu mengoverlaykan dua atau lebih kumpulan data yang dapat menyimpulkan produktifitas untuk masing-masing tanaman pada setiap jenis tanah.

ArTikel fOr Mr. Rengga AbOut SIG

KONSEP DASAR SIG

DEFINISI

Sistem Informasi
Menurut Luca
s dalam PHPA dan WWF (1997), sebuah sistem adalah suatu himpunan atau variable yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling bergantung satu sama lain dan terpadu serta mempunyai tujuan dan sasaran. Sedangkan American National Standard Institute Inc menyebutkan bahwa sistem adalah serangkaian metode, prosedur, atau teknik yang disatukan oleh interaksi yang teratur sehingga membentuk suatu kesatuan yang terpadu. Selanjutnya Lucas, menyebutkan informasi sebagai sesuatu yang nyata atau setengah nyata yang dapat mengurangi derajad kepastian tentang suatu keadaan atau kejadian dan sistem informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan atau untuk mengendalikan organisasi.

Nilai suatu informasi tergantung pada banyak hal termasuk waktu, konteksnya, biaya pengumpulan, penyimpanan, manipulasi dan presentasi. Informasi dan komunikasi adalah satu dari kunci proses pembangunan dan merupakan karakteristik dari “contemporary societies”. Dalam lingkup tugas diharapkan, ada dua macam sistem informasi yang dapat diidentifikasikan (Meguire dalam Akbar 1995), yaitu: transaction processing system dan decision support system. Pada transaction processing system, penekanannya adalah pencatatan/recording dan “manipulasi” pada setiap kegiatan. Contoh populer adalah pada kegiatan perbankan dan reservasi penerbangan. Pada decision support system, penekananya adalah pada manipulasi, analisis, dan secara khusus pada pemodelan untuk kepentingan mendukung pengambil keputusan seperti manajer perusahaan, politis dan pejabat pemerintah.

Geografi
Geografi berasal dari gabungan kata geo dan graphy. Geo berarti bumi, sedangkan graphy berarti proses penulisan, sehingga geografi berarti penulisan tentang bumi. Secara ringkas pengertian geografi mencakup hubungan manusia dengan tempat mereka berpijak dan mnguasai sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu alat dalam melukiskan keruangan adalah dalam bentuk informasi hubungan spasial yang dikenal sebagai peta. Peta merupakan cara komunikasi grafis dari pembuat peta mengenai aspek spasial permukaan bumi, baik ukuran kecil ataupun seluruh permukaan bumi.

Data dan Informasi
Data dan informasi itu sendiri perlu disepakati definisinya. Data adalah “bahan mentah” sedangkan informasi adalah data yang telah diolah sedemikian rupa, dianalisis serta ditampilkan dalam bentuk-bentuk tertentu sehingga mempunyai nilai tambah dan kegunaan. Tetapi keduanya terikat erat satu sama lain, agak sukar mengatakan yang satu lebih penting dari yang lainnya.

Data dan informasi yang berdimensi geometris-teknis misalnya berupa peta, baik yang berupa peta dasar maupun tematis dan teknis. Kemudian juga berupa gambar-gambar teknis dan aturan perangkatnya, misalnya lebar jalan, jarak fasilitas pelayaran umum dengan permukiman dan lain sebagainya.
Sedangkan dimensi sosial budaya dari data dan informasi suatu wilayah banyak sekali, misalnya kultur masyarakat, tingkat pendidikan, komposisi penduduk, dan lain-lain.

Peta dan Pemetaan
Peta merupakan penyajian secara grafis dari kumpulan data yang mentah maupun yang telah dianalisis atau informasi sesuai lokasinya. Dengan kata lain peta adalah bentuk sajian informasi spasial mengenai permukaan bumi untuk dapat dipergunakan dalam pembuatan keputusan. Supaya bermanfaat, suatu peta harus dapat menampilkan informasi secara jelas, mengandung ketelitian yang tinggi, walaupun tidak dihindari harus bersifat selektif, dengan mengalami pengolahan, biasanya terlebih dahulu ditambah dengan ilmu pengetahuan agar lebih dapat dimanfaatkan langsung oleh pengguna.

Informasi dapat dipandang sebagai data yang telah ditambah dengan pengetahuan untuk mengekstrak maknanya. Misalnya kita ingin menyajikan data mengenai jumlah penduduk pada suatu kabupaten. Dengan hanya menyajikan data hasil sensus, mungkin maknanya kurang jelas walaupun data tersebut telah disajikan dengan keadaan sebenarnya. Mengolah data tersebut secara statistic, menyajikannya dalam bentuk terkelaskan berdasar kelompok umur, jenis kelamin, dll, akan jauh lebih bermakna. Penyajian langsung adalah poenyajian data, sedangkan penyajian yang terakhir adalah penyajian informasi yang dalam hal ini disebut dengan pemetaan.

S I G
Cukup sulit untuk memberi batasan Sistem Informasi Geografis (selanjutnya disebut SIG atau GIS : Geographic Information System) karena banyaknya cara untuk mendefinisikan dan mengklasifikasikannya. Penekanan-penekanan dalam SIG juga beraneka ragam. Beberapa berpendapat bahwa perangkat lunak dan keras adalah fokus utama, sedangkan yang lain berpendapat bahwa intinya adalah proses informasi/aplikasi.

ESRI (1989) mendefiniskkan SIG sebagai : An organized collection of computer hardware, software, geographic data and personnal designed to efficiently capture, store, update, manipulate, analyze, and display all forms of geographicaly referenced information (kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang didisain untuk memperoleh, menyimpan, memperbaiki, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi. Pada bagian lain ESRI meringkasnya, SIG sebagai A computer system capable of holding and using data describeing places on the earth's surface (sistem komputer yang mampu menangani dan menggunakan data yang menjelaskan tempat pada permukaan bumi).

Dapat disimpulkan bahwa SIG merupakan suatu alat, metode, dan prosedur yang mempermudah dan mempercepat usaha untuk menemukan dan memahami persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan yang ada dalam ruang muka bumi. Keywords yang menjadi titik tolak perhatian SIG adalah lokasi geografis dan analisis spasial yang secara bersama-sama merupakan dasar penting dalam suatu sistem informasi keruangan


DATA / INFORMASI SPASIAL

Dimensi
Unsur data/datum dalam SIG memiliki 3 “dimensi”/aspek/label : (1) dimensi keruangan (spatial dimensions) yang menunjuk pada sifat ruang atau lokasi geografi di permukaan bumi; (2) dimensi waktu (temporal dimensions) saat dalam suatu waktu/periode tertentu; dan (3) dimensi tematik, dimensi ini menerangkan apa yang diukur seperti bentuk, kedalaman, variabel. Kadang-kadang dimensi tematik ini disebut sebagai dimensi topikal atau dimensi karakteristik.

Komponen
Pada dasarnya ada 5 komponen atau tahap yang perlu diperhatikan dalam konsepsi, disain, pengembangan, penerapan dan pembinaan suatu sistem informasi, yaitu:

  1. Spesifikasi Data : menyangkut penentuan himpunan data set dan format data (cara bagaimana unsur data disimpan) yang keduanya merupakan input terhadap pengembangan basis data.
  2. Pengumpulan Data : menyangkut pekerjaan mencatat, merekam, mengamati mengenai ukuran, nilai atau status obyek dari himpunan data.
  3. Pengolahan Data : menyangkut pekerjaan penyimpanan, pengambilan kembali dan manipulasi data yang dilaksanakan terhadap data yang disimpan dalam pangkalan data untuk menghasilkan informasi.
  4. Penyebaran Data : menyangkut penyampaian data dan atau informasi kepada para pemakai dalam bentuk tabulasi, peta, informasi dijital, dan lain-lain.
  5. Penerapan Data : dilaksanakan oleh para pemakai data/informasi sewaktu melaksanakan aktivitas operasional, kontrol, perencanaan dan sebagainya.

Jenis Informasi
Dalam lingkup tugas yang diharapkan, ada dua macam sistem informasi yang dapat diidentifikasi (Maguire 1991 dalam Akbar 1995), yaitu : transaction processing system dan decision support system. Pada transaction processing system, penekanannya adalah pencatatan/recording dan ‘manipulasi’ pada setiap kegiatan. Contoh populer adalah pada kegiatan perbankan dan reservasi penerbangan. Pada decision support system, penekanannya adalah pada manipulasi, analisis, dan secara khusus pada permodelan untuk kepentingan mendukung pengambil keputusan.

Analisis
Satu hal yang membedakan dan merupakan ‘kekuatan’ utama SIG dibandingkan dengan sistem iinformasi lainnya adalah kemampuannya dalam melakukan analisis keruangan. Disamping mampu melakukan analisis keruangan SIG sering juga dimanfaatkan untuk analisis visual (biasanya untuk studi social ekonomi), analisis tematikal/topical, analisis temporal.

Analisis keruangan dalam SIG antara lain berupa : union, merge, intersect, clip, dissolve, dll Dalam pengembangannya di Indonesia, kemampuan SIG yang membedakan dengan sistem informasi lainnya ini kurang banyak terimplementasikan. Salah satu penyebabnya antara lain kurang tersedianya data yang siap diolah (peta) dan atau kurangnya sharing data, sehingga pengembangan SIG lebih banyak ke entry data yang kurang lebih akan memakan dana/tenaga 60-70%.

XML Dalam Sistem Informasi Geografi

Kita telah mengenal berbagai format proprietary dari aplikasi-aplikasi SIG yang berbeda-beda, baik dari segi vendor-nya maupun perbedaan versi dari tiap format. Lumrah saja, karena tiap vendor menginginkan format yang efisien dan sesuai dengan aplikasi yang mereka buat. Terdapat fungsi dan aplikasi untuk korvesi antar format, tapi tidak selalu memadai karena ada keunikan dari tiap format yang belum tentu dapat dikonversi ke format lain.

Hal ini juga menjadi hambatan untuk webmapping , karena setiap aplikasi akan memerlukan client environment yang berbeda-beda pula. Tidak semua orang bersedia menginstall software tersendiri (applet khusus, plug-ins tertentu dll) bagi tiap aplikasi webmap yang ingin mereka lihat.

Karena perbedaan format menghambat pemanfaatan data geografis secara lebih luas, diperlukan cara pertukaran data yang dapat dipahami secara global. Fungsi ini dapat dipenuhi oleh XML (eXtensible Markup Language).

eXtensible Markup Language

XML adalah bahasa markup yang menyediakan sintaks yang lentur (dapat dikembangkan sesuai kebutuhan) dan independen (tidak tergantung sistem platform). Jadi sesuai untuk sarana pertukaran data antar berbagai ragam sistem, baik lewat internet atau jalur lain [1].

Format ini merupakan rekomendasi dari World Wide Web Consortium. XML memungkinkan untuk memuat baik data koordinat, data penyerta dan instruksi yang menyatakan jenis perlakuan terhadap data tersebut. Perlakuan itu dapat berupa transformasi data ke bentuk lain ataupun untuk menyatakan bagaimana data ditampilkan.

Penggunaan XML memungkinkan penerapan internet SIG dalam bentuk yang lebih terbuka, murah dan beragam tapi tetap kompatibel. Hal tersebut dapat diwujudkan oleh beberapa subset/turunan dari XML, yaitu SVG, XSL dan GML. Dunia XML memang penuh dengan akronim tiga huruf yang kadang membingungkan, untuk itu masing-masing akan coba dipaparkan secara singkat.

Scalable Vector Graphics

Untuk keperluan SIG, tentunya diperlukan format untuk tampilan data spasial. Karena XML bersifat general, maka untuk keperluan grafis diperkenalkan suatu subset XML yaitu SVG (Scalable Vector Graphics), suatu standar terbuka untuk grafik 2D yang merupakan rekomendasi dari W3C [2].


Peta Geologi gabungan vektor dan raster[15]

Hasil pemilu dalam SVG.[16]

Penggunaan SVG dalam SIG telah memberikan dampak terutama terhadap aplikasi webmap. Contoh tampilan webmap interaktif yang menggunakan SVG sudah cukup banyak saat ini, seperti gambar di kiri.

SVG memungkinkan penggunaan vektor yang memberikan banyak keunggulan dibanding format raster yang selama ini kita kenal. SVG juga dilengkapi dengan SVG DOM (Document Object Model) untuk membuat peta yang interaktif. Terdapat juga spesifikasi untuk mobile devices (SVG tiny) [2] dan browser phones (pSVG) [8,9]. SVG juga dapat dikompresi sehingga menurunkan ukuran transfer secara signifikan.

Dengan kemampuan SVG untuk memuat data vektor, bitmap dan teks, orang akan menganggap hanya dengan SVG sudah cukup. Dan memang saat ini sudah banyak contoh webmap yang menggunakan SVG, baik untuk tampilan dan data penyertanya [7].

Walau demikian, ada beberapa hal yang tidak tercakup dalam spesifikasi SVG. Misalnya mengenai standar link feature terhadap data, sistem referensi spasial yang digunakan, feature buffer atau standar skema data spasial.
Memang sengaja tidak dicakup karena SVG adalah suatu format grafis umum yang tidak hanya digunakan untuk aplikasi SIG, sehingga pertukaran data secara terbuka akan rumit jika hanya mengandalkan SVG. Untuk itu diperlukan subset XML lain, yaitu GML.


Geographic Markup Language

GML adalah suatu subset XML untuk transformasi dan penyimpanan informasi geografis, baik data spatial ataupun non spatial dari suatu obyek geografis. GML adalah spesifikasi dari OpenGIS Consortium.

Komponen untuk layanan feature geografis[5]

GML menyediakan framework yang terbuka dan independen untuk mendefinisikan obyek dan skema dari suatu aplikasi SIG. Hal ini meningkatkan kemampuan untuk berbagi skema dan informasi geografis [5]. Format ini juga berperan penting dalam implementasi Web Feature Server (WFS).

WFS adalah suatu modul yang mengimplementasikan interface standar untuk operasi data spasial yang berada dalam suatu datastore [5]. Datastore tersebut dapat berupa general SQL database, flat XML file, spasial database, proprietary format dll, dan manipulasi terhadap datanya dapat dilakukan melalui Web. HTTP server adalah server yang dapat melayani HTTP request. Aplikasi klien adalah aplikasi yang berkomunikasi dengan web server menggunakan HTTP, misalnya suatu browser.

Standar yang interoperable mempermudah klien dalam menggunakan web sebagai sarana mengakses data geografis dan servis geografis lainnya. Tentu saja, GML hanya mengatur mengenai skema dan penulisan data spasial, sedangkan untuk menampilkannya dapat menggunakan SVG.

Extensible Stylesheet Language

XSL merupakan subset dari XML yang direkomendasikan W3C untuk mendefinisikan stylesheets [3]. Suatu dokumen XML dengan struktur tertentu dapat diproses oleh suatu XSL stylesheet menjadi bentuk lain yang diinginkan. Karena XSL adalah bahasa prosedural, XSL hanya berfungsi jika diterjemahkan menggunakan XSL Transformation (XSLT) [4].

XSL dipergunakan untuk mentransformasikan data (GML) menjadi tampilan grafis di klien (SVG). Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan prosesor untuk XSLT seperti Xalan atau Saxon. Di server hal ini dapat dilakukan secara otomatis untuk menghasilkan SVG. Sedangkan di sisi klien hal ini - paling tidak saat ini - masih harus dilakukan secara manual, karena browser belum memberikan keleluasaan untuk itu.

Cara lain untuk mengubah GML menjadi SVG, adalah dengan langsung mengakses Document Object Model, baik di server ataupun di klien. Di server, dapat dilakukan dengan menggunakan servlet, atau server scripts, atau aplikasi lain yang mampu mengakses DOM dari suatu dokumen XML. Di sisi klien, cara yang paling mudah adalah dengan menggunakan EcmaScript.

Peta dengan XML

Jika melihat format XML yang berupa tag-tag dalam bentuk teks, akan sulit membayangkan membuat aplikasi SIG berdasarkan XML. Tapi XML bukanlah bahasa pemrograman, melainkan data yang diproses oleh User Agent (aplikasi di server, browser dll) dengan instruksi tertentu.

Jika kita sudah memiliki data GML (baik berupa file yang dihasilkan suatu aplikasi atau stream dari web), data tersebut harus diolah lebih lanjut agar dapat ditampilkan. Dalam GML dimungkinkan untuk merujuk pada suatu skema data sehingga pemrosesan GML dilakukan berdasarkan skema tersebut.
GML kemudian dapat ditransformasikan menggunakan XSL-XSLT, yang dapat dilakukan baik di server (misalnya Cocoon) atau secara lokal (misalnya menggunakan Saxon, atau parsing menggunakan clientside script). Di masa datang diharapkan XSL dapat dilaksanakan langsung di browser.

Setelah melalui proses transformasi, file GML akan menjadi SVG yang dapat dilihat menggunakan browser. (contoh file GML, XSL dan SVG dapat dilihat di bagian akhir). Saat ini, SVG di browser masih memerlukan plug-ins, karena SVG masih merupakan format yang baru, sehingga membutuhkan waktu bagi pembuat browser untuk mengadopsi-nya. Kecuali anda menggunakan browser khusus SVG seperti Amaya atau Batik.

Proses tersebut, mulai dari data, proses dan output semuanya berupa dokumen XML. Hal lainnya adalah proses ini dapat dilakukan menggunakan software-software opensource.

Sekilas muncul pertanyaan, mengapa tidak langsung menghasilkan SVG dari database atau aplikasi lainnya? Mengapa harus melalui GML?[18] Ilustrasi berikut mengenai Web Feature Server mungkin dapat membantu.

Konsep penggunaan XML dan pertukaran data

Penggunaan format XML (dalam hal ini GML) sangat penting karena berfungsi sebagai jembatan, terutama untuk penerapan Web Feature Server[14].


Dari binary ke teks

Sampai di sini mungkin masih ada yang mengganjal. Bagaimana mengubah data-data SIG yang sudah ada dan umumnya dalam bentuk binary ke XML? Hal ini masih harus dilakukan karena saat ini data-data SIG umumnya adalah dalam format proprietary (shapefile/dbf, mif/mid dll) yang berupa binary.

Beberapa cara yang dilakukan antara lain :

  • Dapat menggunakan bahasa pemrograman/script yang terdapat pada aplikasi SIG untuk mengambil data-data dan menghasilkan format XML (misalnya avenue pada ArcView 3.x, VB pada ArcGIS, atau mapBasic pada MapIfo).
  • Memasukkan data SIG dalam database, dan membuat file XML baik dengan fungsi yang ada pada database atau dengan bantuan aplikasi lain (PHP, perl, JSP, XSQL, XSL dll) [10].
  • Jika tidak memiliki software SIG, dapat membuat sendiri program yang membaca format binary, kemudian dieksport ke XML atau database. Ada juga aplikasi opensource maupun komersial yang dapat melakukan hal ini untuk beberapa format binary SIG [13].
  • Menggunakan aplikasi yang berjalan di server untuk membaca format binary dan langsung di-stream melalui web dalam bentuk GML.

Di masa datang hal ini akan lebih mudah, karena vendor applikasi SIG akan mengadopsi format XML atau turunannya baik untuk proses import atau export. Selain itu perkembangan teknologi GPS memungkinkan untuk langsung memproses data koordinat [11].

XML bukan hanya sekedar suatu format data, dan memang tidak didesain sebagai format penyimpanan semata. Data-data aplikasi SIG besar kemungkinan akan tetap menggunakan format proprietary, karena masing-masing vendor aplikasi SIG mempunyai pertimbangannya masing-masing (efisiensi, investasi yang ditanam dalam format tsb, proteksi dll). XML lebih berguna sebagai sarana pertukaran baik offline atau online.

Untuk database, perlu dipertimbangkan bahwa data XML bersifat hirarkis, sedangkan database relational. Selain itu database saat ini sudah ada yang memiliki kemampuan spasial. Jadi penyimpanan di database akan lebih memadai, dan struktur database-nya terserah kepada masing-masing pihak. Hasil query dapat disusun dan dikirim kepada klien dalam format XML tertentu yang sesuai [10].

Keuntungan penggunaan XML dalam SIG

Dengan segala kerepotan ini, keuntungan apa yang dapat diambil? Banyak sekali.

  • Format yang berupa standar terbuka.
  • Peta berbasiskan vektor dengan kualitas grafis yang baik.
  • Fasilitas DOM untuk modifikasi dokumen dan interaksi dengan pengguna.
  • Lebih hemat bandwith.
  • Extensible dengan berbagai teknologi di server (servlets, JSP, ASP, PHP, Pearl dll).
  • Konfigurasi sistem klien yang generik dan fleksibel.
  • Penerapan konsep pemisahan isi dari style, berarti memudahkan manajemen data.
  • Implementasi SIG yang tidak memerlukan biaya besar, lebih terjangkau oleh semua pihak.
  • Klien yang berdasarkan pada interface standar memungkinkan koneksi ke berbagai server, database, web service dll.
  • Memungkinkan adanya desentralisasi data geografis dengan pendekatan bottom up [6].
  • Data yang terdistribusi di berbagai tempat dapat diekstrak kemudian diintegrasikan secara mudah, selama tetap menggunakan format pertukaran standar.
  • Membuka peluang bagi terciptanya Sistem Informasi Kolaboratif [12].
  • Integrasi dengan non-GIS software, karena XML merambah ke semua bidang. Basis pengguna SIG bertambah luas.
  • Interaksi SIG dengan bidang lain secara lebih luas, dan penggunaan SIG untuk bidang yang selama ini belum terjamah SIG.

Beberapa keuntungan diatas memang dapat tercapai jika penggunaan XML telah diadopsi secara luas, yang diyakini hanya masalah waktu saja.

Hambatan

- Penggunaan XML belum mencapai tahap massal.
- SVG masih belum disupport secara native di beberapa browser, jadi saat ini masih memerlukan plugins.
Hal diatas memang wajar terjadi karena ada rentang waktu yang diperlukan dalam setiap pengadopsian teknologi baru.
- Masalah HAKI, tidak semua data disediakan untuk publik.
- Masalah organisasi dari institusi/badan/perusahaan untuk berkolaborasi bersama-sama.
- Kesenjangan teknologi informasi yang kita alami di Indonesia (istilah gagahnya adalah digital divide), baik di tingkat bawah, menengah dan atas.

Penutup

Seperti juga pada bidang lain, XML akan membawa SIG kepada penerapan standar terbuka yang memudahkan akses dan pertukaran data geografis. Hal ini memungkinkan terciptanya kerjasama yang lebih terintegrasi antara pihak-pihak yang langsung terkait dengan SIG, juga dengan pihak lain yang selama ini belum memanfaatkan dan dimanfaatkan untuk SIG.
Sisi lain adalah penerapan yang mudah dan murah akan bermanfaat terutama bagi yang memiliki sumberdaya terbatas. Bertambahnya pengguna SIG akan mendorong pengembangan SIG dari bawah, dengan partisipasi aktif masyarakat dalam melakukan self-survey SIG[17].

SIG



Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information System disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini.
Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi.

[sunting] Sejarah pengembangan
35000 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Perancis, para pemburu Cro-Magnon menggambar hewan mangsa mereka, juga garis yang dipercaya sebagai rute migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua elemen struktur pada sistem informasi gegrafis modern sekarang ini, arsip grafis yang terhubung ke database atribut.
Pada tahun 1700-an teknik survey modern untuk pemetaan topografis diterapkan, termasuk juga versi awal pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan atau data sensus.
Awal abad ke-20 memperlihatkan pengembangan "litografi foto" dimana peta dipisahkan menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras komputer yang dipacu oleh penelitian senjata nuklir membawa aplikasi pemetaan menjadi multifungsi pada awal tahun 1960-an.
Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di Ottawa, Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya. Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS - SIG Kanada), digunakan untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan untuk Inventarisasi Tanah Kanada (CLI - Canadian land Inventory) - sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakaan berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000. Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk keperluan analisis.


GIS dengan gvSIG.
CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan, pendijitalan/pemindaian (digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat national yang membentang di atas benua Amerika , memasukkan garis sebagai arc yang memiliki topologi dan menyimpan atribut dan informasi lokasional pada berkas terpisah. Pengembangya, seorang geografer bernama Roger Tomlinson kemudian disebut "Bapak SIG".
CGIS bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk penyempurnaan setelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing denga aplikasi pemetaan komersil yang dikeluarkan beberapa vendor seperti Intergraph. Perkembangan perangkat keras mikro komputer memacu vendor lain seperti ESRI dan CARIS berhasil membuat banyak fitur SIG, menggabung pendekatan generasi pertama pada pemisahan informasi spasial dan atributnya, dengan pendekatan generasi kedua pada organisasi data atribut menjadi struktur database. Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan 1990-an memacu lagi pertumbuhan SIG pada workstation UNIX dan komputer pribadi. Pada akhir abad ke-20, pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem dikonsolidasikan dan distandarisasikan menjadi platform lebih sedikit, dan para pengguna mulai mengekspor menampilkan data SIG lewat internet, yang membutuhkan standar pada format data dan transfer.
Indonesia sudah mengadopsi sistem ini sejak Pelita ke-2 ketika LIPI mengundang UNESCO dalam menyusun "Kebijakan dan Program Pembangunan Lima Tahun Tahap Kedua (1974-1979)" dalam pembangunan ilmu pengetahuan, teknologi dan riset.

Sabtu, 22 September 2007

Blackjack

Blackjack Cerdas
Perangkat untuk Menyelesaikan Berbagai Persoalan Mobilitas

Kehadiran ponsel cerdas oleh berbagai perusahaan manufaktur ternama dunia selalu ditunggu oleh para penggemar gagdet. Entah karena hobi untuk setiap kali mengganti ponsel yang digunakannya atau untuk keperluan lain, semua orang antusias menantikannya.

Ketika Nokia memperkenalkan penerus produk seri Communicator-nya, misalnya, pekan lalu, semua orang pun memusatkan perhatiannya karena acara tersebut memperkenalkan ponsel cerdas terbarunya, seri E90. Semua perhatian tertuju, menantikan dan menyimak dengan benar apa yang dijadikan andalan pada produk terbaru yang akan dijual pertengahan bulan depan tersebut.

Yang menarik, pada acara perkenalan E90 kepada komunitas pengguna Nokia Communicator Indonesia, produk E90 ketika dilelang berhasil mencapai angka penjualan yang fantastis sampai Rp 45 juta. Ini adalah harga ponsel cerdas termahal di dunia dan lebih mahal dibanding iPhone buatan Apple yang juga dinantikan banyak orang.

Ponsel cerdas memang menjadi fenomena menarik. Banyak faktor yang ikut menentukan. Fitur dan teknologi merupakan satu faktor. Dan menjadi ciri alamiah, kita memang condong untuk mengagumi kemajuan teknologi, terutama miniaturisasi yang memungkinkan sebuah gadget menjadi lebih ringkas.

Di Indonesia ada faktor lain. Namanya gaya hidup. Hanya di Indonesia ponsel cerdas seri Communicator buatan Nokia yang memiliki penggemar paling besar di dunia. Sehingga tidak mengherankan, Nokia kemudian memutuskan untuk menjual Nokia E90 pertama kali di Indonesia sebelum masuk ke pasaran negara lain.

Gaya hidup memang bukan ciri khusus pengguna ponsel cerdas di Indonesia. Sampai sekarang memang tidak ada penjelasan yang memuaskan kenapa seri Communicator sejak pertama kali menarik animo banyak orang dan diperkirakan sudah ada sekitar 500.000 unit Communicator yang dijual di Indonesia sejak seri 9000.

Dukungan massa

Di Indonesia, Nokia seri Communicator digemari pria dan wanita dan dijadikan status simbol oleh siapa saja, termasuk para lurah di berbagai daerah di Indonesia. Padahal, di pasaran Indonesia mulai banyak ponsel cerdas yang dijajakan dari berbagai merek ternama dengan fitur, teknologi, maupun desain yang tidak kalah menarik.

Komputer genggam yang dikenal dengan sebutan PDA phone, yang masuk ke Indonesia dengan berbagai macam merek pun masih sulit untuk bisa menyaingi seri Communicator ciptaan orang-orang Finlandia tersebut. Semua penggemar Communicator terpaku dan tergiur begitu Nokia mengumumkan seri E90-nya yang terbaru.

Perkembangan ponsel cerdas belakangan ini memang menjadi semakin menarik, di luar fenomena Nokia Communicator tentunya. Sudah lama merek-merek ternama dunia seperti Motorola dan Sony Ericsson memperkenalkan ponsel cerdas dengan berbagai kemampuan, rancang desain yang menarik, serta harga jual yang masuk dalam kategori ponsel high-end.

Yang perlu kita simak sebenarnya adalah adanya sebuah tren untuk menghadirkan ponsel cerdas yang menggunakan papan ketik dengan struktur QWERTY, tapi mempertahankan bentuk desain yang tetap kecil tapi nyaman digunakan. Sony Ericsson ketika memperkenalkan seri P990i, misalnya, menghadirkannya sebagai ponsel cerdas high-end, tapi tidak mendapat dukungan massa yang besar seperti Nokia Communicator.

Hal yang sama juga terjadi pada kategori PDA phone, seperti Dopod 838Pro yang menyembunyikan papan ketika di balik layar monitornya dan muncul ketika digeser. Ada penggemarnya karena produk merek Taiwan ini menggunakan sistem operasi Windows Mobile yang dianggap oleh para pengguna fanatiknya lebih cepat ketimbang saingannya yang menggunakan sistem operasi Symbian.

Memikat

Terlepas dari persoalan di atas, ada fenomena lain terkait dengan perkembangan ponsel cerdas. Motorola, misalnya, sudah lama mencoba untuk menghadirkan berbagai jenis ponsel cerdas menggunakan berbagai macam sistem operasi, termasuk menggunakan sistem operasi Linux. Ponsel cerdas Motorola terbaru yang dinantikan orang-orang adalah seri Q, yang menggunakan sistem operasi Windows Mobile.

Yang mengejutkan adalah ketika Kompas mencoba ponsel cerdas pertama buatan Samsung, perusahaan Korea Selatan, yang memperkenalkan seri SGH-i600 yang juga dikenal dengan sebutan Blackjack. Menggunakan sistem operasi Windows Mobile 5.0, dan kemungkinan bisa menggunakan sistem operasi Windows Mobile 6.0 yang terbaru buatan Microsoft, Blackjack mencerminkan sebuah kesempurnaan ponsel cerdas.

Tidak bisa disangkal bahwa ponsel cerdas i600 ini dipersiapkan secara matang, baik desain maupun fiturnya, mencoba untuk menjaga jarak dengan perangkat serupa yang menggunakan papan ketik mini seperti Motorola Q maupun Blackberry yang sudah populer dan memelopori penggunaan keyboard tersebut.

Menggunakan layar monitor ukuran 2,3 inci dengan resolusi QVGA (240 x 320), SGH-i600 buatan Samsung ini merupakan produk terbaik yang pernah dihasilkan perusahaan asal Korsel ini. Rancangannya yang lebih tipis dibanding Blackberry 8800 yang terbaru atau Blackberry 8707v yang juga memiliki kapasitas koneksi 3G, i600 jauh lebih memikat digunakan ketimbang membaca ulasan yang ada di berbagai situs web.

Jaga jarak

Rupanya para insinyur Samsung ketika merancang i600 berupaya untuk menjaga jarak dengan produk ponsel cerdas yang sudah ada di pasaran dan mempertimbangkan faktor bentuk yang nyaman digenggam serta ketebalan yang tidak mengganggu di saku penggunanya. Dengan ketebalan 59 mm dan berat 105 gram, SGH-i600 memang dirancang sebagai perangkat "Ultra Messaging" yang nyama untuk mengakses e-mail atau aktivitas digital lainnya.

Desain keyboard-nya pun berbeda, tidak terlalu kecil dan berdekatan satu sama lain, mencegah terjadinya thumbitis, terganggunya ibu jari karena terlalu sering digunakan pada perangkat ponsel cerdas yang menggunakan papan ketik QWERTY ukuran kecil.

Memiliki fitur teknologi 3,5G HSPDA yang mampu mengakses e-mail atau koneksi jaringan internet lima kali lebih cepat dibanding teknologi 3G, SGH-i600 menjadi pilihan menarik bagi orang-orang yang membutuhkan akses nirkabel kecepatan tinggi. Bahkan, walaupun dukungan HSPDA di Indonesia masih terbatas, pengguna Blackjack bisa menggunakan fitur WiFi yang terasa mudah digunakan untuk terkoneksi ke jaringan hotspot secara cepat.

Yang tidak kalah menarik adalah penggunaan scroll wheel pada bagian kanan, memudahkan untuk melakukan navigasi pada ponsel cerdas buatan Korsel ini. Samsung sendiri sepertinya tidak memiliki ambisi untuk menjadikan ponsel cerdas ini sebagai sebuah solusi terkonvergensinya teknologi komunikasi informasi.

Ada satu persoalan yang memang masih menjadi kendala ketika perusahaan manufaktur ponsel cerdas harus merancang desain yang tipis dan ringan, baterai. Baterai memang menjadi isu penting pada semua ponsel cerdas sehingga tidak mengherankan Samsung harus meyiapkan baterai cadangan selain baterai utama pada produk SGH-i600 ini.

Dapat diandalkan

Mereka yang membutuhkan ponsel cerdas yang ringan, ringkas, mudah digenggam, serta desain menarik untuk menunjukkan tren gaya hidup mungkin perlu mempertimbangkan SGH-i600 dalam daftar belanja gadget-nya.

Semua kebutuhan disediakan oleh ponsel cerdas Blackjack kelahiran Korsel ini, termasuk kamera digital maupun video call dengan kualitas yang memuaskan. Produk buatan Samsung ini adalah perangkat bisnis serius yang dibutuhkan oleh para eksekutif yang harus berhadapan dengan mobilitas yang tinggi.

Memang harus masih diuji apakah SGH-i600 ini di Indonesia memiliki penggemarnya yang lebih banyak menggunakan SMS ketimbang menggunakan e-mail untuk berkomunikasi serius berkaitan dengan pekerjaan kantor.

Mereka yang memiliki mobilitas tinggi perlu produk ponsel cerdas yang dapat diandalkan untuk menyelesaikan berbagai macam pekerjaan, baik menyangkut kantor atau keperluan bisnis lainnya. Dan Samsung memberikan alternatif yang menarik menghadirkan Blackjack ini. (rlp)

Blackberry

Teknologi Kanada
Kombinasi Produktivitas dan Gaya Hidup

Pada awalnya, perangkat teknologi komunikasi informasi yang dikembangkan ditujukan untuk meningkatkan produktivitas, memperlancar pekerjaan sehari-hari para penggunanya. Namun, pada akhirnya, perkembangan teknologi komunikasi informasi membuktikan produktivitas tidak lagi menjadi satu faktor saja.

Ada faktor lain ikut menentukan yang tidak terkait dengan produktivitas. Tren merupakan inti utama perkembangan teknologi komunikasi informasi. Dalam bahasa anak muda disebut "modis". Kita menyebutnya gaya hidup. Di mana teknologi diterima menjadi sebuah keharusan karena mampu mengartikulasikan gaya hidup kita sebagai orang modern, orang digital.

Ketika Research In Motion (RIM), perusahaan asal Kanada menciptakan perangkat yang disebut sebagai Blackberry, perangkat genggam seperti komputer saku yang disebut Personal Digital Assistant (PDA), pasaran utamanya dan teknologi yang dikembangkan murni pada kemampuan untuk menangani e-mail nirkabel.

Perangkat ini pun digemari oleh orang-orang kantoran yang sebelumnya harus mondar-mandir ke kantor untuk periksa e-mail mereka atau yang merasa kewalahan untuk mencetak ratusan e-mail yang harus dibaca dan ditanggapi secepatnya. Perangkat Blackberry pada awalnya diasosiasikan pada kebutuhan orang yang bekerja, tetapi memiliki mobilitas tinggi.

Perusahaan asal Kanada yang memopulerkan Blackberry di belahan Benua Amerika utara pun mengembangkan sistem operasi sendiri dan aplikasi tambahan lain, seperti daftar alamat, kalendar, dan segala sesuatu yang berkepentingan dengan pekerjaan dan meningkatkan produktivitas.

Sistem Blackberry

Sistem Blackberry, yang awalnya juga dilengkapi dengan sistem pager, dikembangkan dengan cara menyewa server yang terhubung ke sistem Blackberry oleh perusahaan yang ingin menggunakan layanan ini. Bekerja sama dengan operator seluler, Blackberry kemudian menjadi gadget paling populer.

Popularitasnya terus berkembang ke kawasan Eropa yang umumnya didominasi oleh sistem GSM dan sistem operasi Symbian yang terdapat pada ponsel seperti buatan Nokia dan Siemens. Memang muncul persoalan kompabilitas dengan sistem jaringan yang berkembang sehingga sistem Blackberry buatan RIM dianggap masih terlalu mahal.

Namun, bersamaan dengan ledakan pesat sistem jaringan dicampur dengan konverjensi dan mobilitas pengguna teknologi komunikasi informasi, artinya juga pertumbuhan eksponensial lalu lintas e-mail, para insinyur yang menciptakan sistem Blackberry mulai menyediakan perangkat lunak yang memungkinkan untuk mengaju (forward) e-mail pengguna.

Artinya, e-mail pengguna yang masuk dari akun e-mail individu, atau melalui alamat e-mail pengguna di perusahaan, ke sistem jaringan nirkabel pelanggan yang terdaftar menggunakan Blackberry. E-mail keluar (outgoing) langsung menuju alamat yang diinginkan dari perangkat Blacberry, tetapi sebuah salinan juga masuk ke boks e-mail pengguna.

Kombinasi gaya hidup

Dibandingkan dengan komputer genggam PDA yang menggunakan sistem berbasis Windows maupun Palm, sistem Blackberry berfungsi lebih sederhana dan memberikan pilihan aplikasi yang lebih menarik. Apalagi, sistem operasi Blackberry yang sangat kecil, hanya mencapai 4 MB flash memory, dan memasukkan informasinya pun menggunakan papan ketik kecil yang sering disebut sebagai papan jempol (thumb keyboard).

Dalam perkembangannya, RIM menghadirkan berbagai seri Blackberry yang lebih mengikuti tren pasar teknologi komunikasi informasi. Kamera digital dan layar LCD dengan teknologi TFT pun menjadi perlengkapan standar yang tidak ada kaitannya dengan produktivitas, seperti produk terbarunya Blackberry Pearl (foto atas) dan seri 8800 (foto kiri) yang lebih futuristik dengan track ball yang memudahkan navigasi.

Produk terbaru Blackberry ini menunjukkan bahwa gaya hidup dan tren kehidupan digital menjadi faktor penting untuk bisa diterima secara massal. Dan sepertinya, RIM mulai mengerti untuk mengombinasikan produktivitas dan gaya hidup seperti tercermin dalam produk terbarunya tersebut. (rlp)

Era NGN

Next Generation Network (NGN) atau jaringan telekomunikasi masa depan, menurut Garuda Sugardo (Wakil Direktur Utama Telkom) merupakan state of the art of technology, suatu model jaringan baru yang berbasis Internet Protocol (IP) untuk sebuah range produk dan layanan yang luas, mulai dari voice, multimedia, video dan sebagainya. Teknologi NGN sangat menantang untuk meng-create kembali suasana pertelekomunikasian khususnya di Indonesia. Telkom sebagai perusahaan telekomunikasi incumbent terus bertekad mempertahankan dominasinya sebagai national telecomuinication flag carrier untuk turut serta membangun sebuah life style modern society yang juga sebagai aspirator bagi dunia telekomunikasi dengan teknologi NGN. Saat ini, seluruh dunia menantikan harapan pada inisiatif terhadap NGN. NGN sebagai integrasi telekomunikasi dan teknologi informasi (ICT/infokom) serta life style diharapkan mampu menghadirkan layanan telekomunikasi multimedia yang inovatif.

Bagi operator seperti Telkom, trend teknologi NGN bisa dikatakan seperti buah simalakama. Di satu pihak, keterbatasan finansial sehingga pembelanjaan modal harus dilakukan secara hati-hati dalam melihat trend teknologi ini (yang belum terlalu matang secara teknologi, layanan yang ditawarkan, standar, maupun regulasi). Namun disisi lain, pamor circuit switch pada jaringan wireline (PSTN) sudah memudar yang berhadapan fenomena jaringan wireless dan voice over packet. Disamping itu, secara global sebagian besar operator telco dunia sudah mulai mengarah ke NGN bahkan sebagian kecil sudah melakukan replacement jaringan TDM-nya menjadi NGN secara revolusi. Hal ini menyebabkan mau tidak mau Telkom harus mulai melakukan pemutakhiran jaringan eksisting menuju NGN jika ingin sustainable dalam bisnis telekomunikasi dan tentunya tidak ketinggalan jaman. Satu harapan dengan munculnya teknologi baru adalah adanya layanan-layanan baru yang bisa di-deliver ke pelanggan. Beberapa hal berikut setidaknya menjadi perhatian utama dalam implementasi teknologi baru ini :

§ Seberapa mudah layanan-layanan baru dimunculkan, dan seberapa terbuka pengembangannya.

§ Layanan-layanan apa saja yang bisa ditawarkan dan apa nilai tambahnya bagi pelanggan dan apakah dapat men-generate revenue yang signifikan.

§ Sejauh mana layanan tersebut dapat mendukung integrasi voice, web dan layanan multimedia.

§ Sejauh mana penghematan yang ditawarkan baik dari sisi investasi maupun biaya operasional.

Satu pertanyaan, adakah terobosan-terobosan baru pada aspek arsitektur maupun implementasi platform aplikasi atau layanan yang ditawarkan? Seberapa menjanjikan layanan-layanan yang akan muncul? Apakah trend layanan ini bisa membentuk konvergensi layanan yang menarik? Apakah akan muncul killer application?

Karakteristik Layanan NGN

Meskipun sulit untuk memprediksi apa layanan yang akan menjadi killer application, kita dapat menduga tipe karakteristik dan kapabilitas layanan yang penting pada lingkungan NGN dengan menguji layanan saat ini dihubungkan dengan trend industri. Tentunya kita bergerak dari TDM based, dari jaringan circuit switched menuju jaringan berbasis packet. Namun demikian, perubahan pada jaringan transport akan mendorong perubahan dramatis yang akan terlihat pada level layanan.

Sementara layanan eksisting akan menjadi bagian yang tetap diperlukan, harapan pelanggan akan mulai berubah menuju layanan broadband multimedia dan informasi yang interaktif. Pelanggan akhir (end user) akan berinteraksi dengan jaringan menggunakan berbagai CPE (Customer Premise Equipment) dan mampu memilih range Quality of Service (QoS) dan bandwidth. Pada masa mendatang, jaringan pintar tidak akan hanya berhubungan dengan routing kreatif dari koneksi berbasis database yang sederhana, tetapi akan membawa makna yang lebih luas (seperti multimedia session management, koordinasi hubungan multi teknologi, intelligent management/operation, advanced security, user-installable script/applet, layanan online direktori dan proxy agent).

Tujuan utama penyediaan layanan adalah memungkinkan pelanggan mendapat konten informasi yang mereka inginkan, pada berbagai media/format, diatas berbagai fasilitas, kapanpun, dimana saja dan volume berapapun. Berdasarkan trend yang disebutkan diatas, berikut rangkuman beberapa karakteristik penting pada lingkungan NGN:

- Komunikasi multimedia real-time, ada dimana-mana.

Sebuah harapan perkembangan yang dramatis, komunikasi personal, high speed access dan transport untuk berbagai media, kapanpun, dimanapun dan volume berapapun.

- Lebih “personal intelligence” terdistribusi ke seluruh jaringan.

Hal ini termasuk aplikasi yang dapat mengakses user dengan profil personal (misalnya informasi subscription dan preference personal), belajar dari pola sikap mereka, menampilkan fungsi spesifik mewakili mereka (misalnya agen intelligent yang memberitahu spesifik event atau search, memilah dan memfilter konten spesifik).

- Lebih “network intelligence” terdistribusi ke seluruh jaringan.

Hal ini termasuk aplikasi yang memungkinkan akses, dan mengontrol jaringan layanan, konten, dan sumber daya. Ia dapat juga menampilkan fungsi spesifik sebagai wakil sebuah penyedia layanan atau jaringan (misalnya: agen management yang memonitor sumber daya jaringan, mengumpulkan usage data, menyediakan troubleshooting, atau broker layanan/konten baru).

- Lebih menampilkan kesederhanaan user.

Perlindungan pelanggan dari kompleksitas pengumpulan informasi, kastemisasi dan transportasi data. Hal ini memungkinkan akses yang lebih mudah dengan menggunakan layanan/aplikasi jaringan, termasuk interface pelanggan yang memungkinkan interaksi secara alami antara pelanggan dan jaringan.

- Kastemisasi dan manajemen layanan personal.

Hal ini melibatkan kemampuan pelanggan untuk mengatur profil personalnya, layanan provisioning jaringan sendiri, monitor usage dan informasi billing, kastemisasi interface pelanggannya dan menampilkan aplikasinya, serta membuat atau menetapkan aplikasi baru (seperti kalender, daftar kontak, dll).

Layanan Next Generation

NGN menjanjikan suatu infrastruktur yang lebih terbuka jika mengacu kepada aplikasi-aplikasi yang berjalan di atas TCP/IP (email, web, dan lain-lain). Usaha untuk membawa dominasi layanan berbasis suara dari circuit switch menuju packet switch, tentunya akan memperkaya keragaman aplikasi tersebut. Sebagian orang berpendapat bahwa konsentrasi kajian-kajian Voice over Packet masih lebih banyak pada core network dan peningkatan aspek quality of service, sehingga tidak mengherankan apabila inovasi-inovasi aplikasi masih belum nampak ke permukaan.

Lalu layanan-layanan apa yang akan ditawarkan? NGN berusaha memadukan layanan berbasis suara, yang selama ini dinikmati oleh teknologi TDM (circuit switch) dan aplikasi Internet. Pada fase-fase awal, beberapa fitur atau layanan voice esensial dari PSTN akan direplikasikan pada NGN. Integrasi antara layanan suara dan internet secara bertahap akan terjadi (mengacu kepada kerja IETF Study Group untuk PINT=PSTN Intenet Interworking) sampai didapatkan suatu lingkungan yang benar-benar konvergen. Sementara aplikasi internet yang menjadi tuan rumah jaringan IP, menjadi inti NGN akan terus tumbuh baik untuk melayani kebutuhan informasi, transaksi (e-commerce) maupun multimedia entertainment.

Area irisan antara layanan berbasis suara dan aplikasi internet merupakan area-area inovasi yang menjanjikan bagi pengembangan layanan masa depan. Pada area ini, tidak hanya konvergensi di sisi jaringan saja yang dibutuhkan, namun konvergensi sisi layanan yang mampu membangun karakter layanan secara utuh bagi pengguna NGN.

Layanan-layanan yang mencerminkan adanya konvergensi awal masih lebih banyak kepada inovasi keragaman akses terhadap layanan. Misalnya seperti layanan-layanan click2dial, voice portal, internet call waiting, dan sejenisnya. Konvergensi lebih lanjut, mengarah (minimal isu yang berkembang saat ini) kepada presence application yang merupakan inovasi lebih lanjut dari Instant Messaging (IM) yang cukup berkembang di dunia internet (ICQ, IM Yahoo, dan sejenisnya). IETF melalui working group Instant Messaging and Presence Protocol Working Group mencoba untuk mengkaji pengembangan IM dan pengembangan protokol ataupun kerangka kerja tentang bagaimana presence application dapat dibangun.

Hal mendasar yang membedakan antara aplikasi IM dan presence adalah IM hanya memberikan informasi apakah user sedang online atau tidak. Sementara presence dapat memberikan informasi dan lingkungan komunikasi yang lebih dinamik. Presence dapat memberikan informasi tentang tipe terminal yang digunakan user, lokasi dimana user menikmati layanan, serta sesi komunikasi apa sedang digunakan oleh user tersebut. Keberadaan aplikasi atau layanan berbasis presence ini memungkinkan mobilitas user di atas jaringan konvergen (IP Network). User dapat memilih tipe terminal yang akan digunakan, Handphone, PDA, IM terminal, komputer, dan lainnya. User pun dapat berlangganan jenis komunikasi yang akan diterima, yaitu suara, data internet, multimedia, ataupun video conferencing. Fleksibilitas dan mobilitas (baik terminal maupun personal mobility) nampaknya menjadi kunci bagi pengembangan aplikasi pada NGN.

Trend Layanan Enhance

Trend layanan NGN yang berkembang saat ini adalah perkembangan enhanced services baik untuk personal maupun korporasi serta trend paketisasi layanan seperti triple play. Di pihak lain, trend NGN menuju paltform IMS (IP Multitimedia Subsystem) akan membawa dampak terhadap perkembangan trend layanan yang lebih inovatif dan interaktif. Trend layanan juga berkembang menuju konvergensi layanan wireless dan wireline. Trend dan variasi layanan pada arsitektur layanan NGN antara lain dapat diuraikan sebagai berikut:

- Layanan Data Connectivity; Memungkinkan penetapan konektivitas real-time antara end-point, bersama dengan variasi fitur value added (misalnya: bandwidth on demand, bandwidth management/call admission control).

- Layanan Multimedia; Memungkinkan multiple party berinteraksi menggunakan voice, video dan atau data. Hal ini memungkinkan pelanggan untuk berkomunikasi satu sama lain sambil menampilkan informasi visual.

- Virtual Private Network (VPN); Voice VPN meningkatkan kapabilitas jaringan interlokasi dari bisnis dengan mengijinkan organisasi besar yang tersebar secara geografis untuk mengkombinasikan jaringan privat eksistingnya dengan porsi PSTN menyediakan pelanggan dengan kapabilitas dialing uniform. Data VPN menyediakan tambahan fitur sekuriti dan jaringan yang memungkinkan pelanggan membagi jaringan IP seperti sebuah VPN.

- Public Network Computing (PNC); Menyediakan network publik berbasis layanan komputing untuk pelanggan bisnis dan konsumer. Sebagai contoh, penyedia jaringan menyediakan kapabilitas umum processing dan storage (misalnya hosting web page, menyimpan-memelihara-backup file data, menjalankan aplikasi computing).

- Unified Messaging; Mendukung delivery voice mail, email, fax mail melalui interface umum. Melalui interface tersebut, pelanggan akan mengakses dan memberitahu variasi tipe message (voice mail, email, fax mail, dll), independen terhadap akses (seperti : wireline atau mobile phone, komputer, atau perangkat data wireless).

- Information Brokering; Melibatkan iklan, pencarian dan penyediaan informasi kepada pelanggan dengan provider. Sebagai contoh, pelanggan dapat menerima informasi berbasis kriteria yang spesifik atau berbasis preference personal dan pola perilaku.

- E-Commerce; Memungkinkan pelanggan untuk membeli barang dan menyediakan informasi untuk mempertemukan pelanggan dengan penyedia layanan. Hal ini termasuk memproses transaksi, memverifikasi informasi pembayaran, menyediakan sekuriti dan perdagangan yang memungkinkan. Home banking dan home shopping termasuk kategori layanan ini. Termasuk juga aplikasi business to business (seperti supply chain management dan aplikasi knowledge management).

- Call Center Service; Seorang pelanggan melakukan panggilan ke agen call center dengan meng-klik pada web page. Panggilan dapat diarahkan ke agen yang tepat yang berlokasi dimana saja, bahkan di rumah (seperti virtual call center). Voice call dan pesan email dapat diantrikan secara seragam oleh agen. Agen memiliki akses elektronik ke pelanggan, katalog, stock, dan order informasi yang dikirimkan kembali antara pelanggan dan agen.

- Interactive Game; Menawarkan pelanggan sebuah cara bertemu secara online dan menetapkan sesi game yang interaktif.

- Distributed Virtual Reality; Mengacu secara teknologi yang dibangun mewakili event real world, orang, tempat, pengalaman, dll. Yang mana partisipan masuk dan provider dari pengalaman virtual secara fisik terdistribusi.

- Home Manager; Dengan kehadiran home networking dan peralatan pintar, layanannya dapat memonitor dan mengontrol sistem sekuriti rumah, sistem energi, sistem entertainment rumah dan peralatan rumah lain. Bayangkan kita sedang menonton TV dan bel pintu berbunyi, kita hanya menggunakan remote TV untuk mendapat pandangan pintu masuk dan melihat siapa disana. Atau bayangkan memonitor rumah kita selama perjalanan, atau melihat anak-anak dirumah selama kita bekerja.

Konvergensi Teknologi, Layanan & Gaya Hidup

Dengan NGN maka konvergensi baik teknologi maupun layanan menjadi sangat mungkin, yang selanjutnya memicu munculnya life style baru. Dahulu orang tidak pernah membayangkan untuk bisa bertelepon sambil melihat lawan bicara, namun dengan munculnya teknologi baru hal tersebut menjadi sesuatu hal bisa terjadi. Konvergensi teknologi dengan berbagai macam aplikasi dan kemudahan yang ditawarkan akan memberikan tantangan baru bagi para operator telekomunikasi. Konvergensi teknologi memberikan banyak sekali pilihan teknologi yang memberikan peluang bisnis baru dengan variasi layanan yang amat luas. Dalam beberapa tahun ke depan kita akan menyaksikan konvergensi produk dan layanan baru yang merupakan hasil evolusi teknologi khususnya NGN.

Berikut gambaran konvergensi teknologi terhadap beberapa aspek kehidupan manusia.

Gambar 1. Konvergensi Teknologi

Pada diagram diatas terdapat 6 aktifitas pokok kehidupan manusia modern yang akan menuju konvergensi sehingga akan muncul layanan dan life style baru yang lebih dinamis. Gambaran life style melalui konvergensi tersebut antara lain:

- Kita dapat menikmati tayangan konser dan memutuskan untuk membeli rekamannya untuk dinikmati kembali saat liburan, hanya dengan tombol klik perangkat kita akan menerima file audio-video dalam beberapa detik.

- Kita sedang melakukan travelling dengan mobil, waktu makan siang telah tiba dan kita memutuskan makan siang di sebuah Restoran McDonald terdekat, kita klik device dan secara cepat menghitung lokasi fisik terhadap restoran lokal dan mengkomunikasikan pilihan, kita memutuskan pilihan dan device akan memandu kita menuju restoran yang dimaksud.

- Kita sedang menikmati fotografi di waktu senggang, setiap waktu ada item yang di-bookmark, kita diberitahu untuk memutuskan siapa yang akan diajak untuk bergabung untuk sharing gambar.

- Kita dapat mengambil liburan, sementara tetap bisa mengikuti meeting bulanan secara virtual menggunakan fasilitas video conference.

Di lain pihak, trend teknologi NGN menuju IMS (IP Multimedia Subsystem) akan membawa dampak pula terhadap trend jenis layanan yang akan berkembang. Trend layanan tersebut adalah layanan yang berupa konvergensi layanan wireless dan wireline yang bisa saling dikombinasikan satu sama lain dalam waktu yang bersamaan atau simultan. Berikut beberapa ilustrasi konvergensi layanan yang akan yang memunculkan cita rasa baru life style berkomunikasi:

Gambar 2. Conversational Multimedia

Pada gambar 2 diatas terlihat evolusi dari layanan tradisional yang terpisah-pisah menuju konvergensi layanan yang simultan. Pada layanan tradisional aktivitas dari ambil gambar, kirim via email/MMS dan kemudian panggilan dilakukan tersendiri pada waktu yang berbeda, sedangkan pada layanan konvergensi maka aktivitas panggilan telepon, ambil gambar dan bahkan membicarakan materi gambarnya dapat dilakukan dalam waktu yang bersamaan dan simultan.

Gambar 3. Multimedia Multi Party Services

Pada gambar 3 terlihat pada layanan tradisional maka layanan bersifat 1:1, sedangkan melalui NGN dengan platform IMS maka berbagai layanan dengan multi party seperti instant messaging, share browsing, community gaming, dll dapat dilakukan secara serentak.

Gambar 4. See what I see

Pada gambar 4 terlihat bahwa dengan konvergensi layanan maka sementara berbicara kita dapat melakukan tukar-menukar gambar dengan leluasa. Antara pemanggil dan penerima sama-sama dapat melihat gambar yang dikirim.

Pada era NGN, trend layanan maupun ilustrasi konvergensi layanan seperti diuraikan diatas bukanlah suatu jargon atau imaginasi belaka, namun ilustrasi tersebut benar-banar akan menjadi sebuah kenyataan life style baru bagi masyarakat modern.

Kesimpulan

NGN dengan trend menuju IMS memberi harapan untuk sebuah life style baru dengan variasi layanan yang inovatif dan interaktif sehingga akan membentuk suatu modern information society. Telkom sebagai operator fixed wireline dan fixed wireless sekaligus, sangat berpeluang mengkonvergenkan jaringan dan layanannya sehingga layanan-layanan seperti diuraikan diatas dapat dinikmati oleh para pelanggan setia Telkom.