Jumat, 14 Desember 2007

Rahasia Para Robot Juara



Cepat Pindahkan Muatan.

DEPTH4 terdiri atas lima robot. Satu manual, empat otomatis. Namun, dalam pertandingan yang kontes yang diadakan di Universitas Indonesia 4-5 Juni lalu, tim ini meninggalkan dua robot otomatisnya.

Yang dimaksud manual, kendalinya lewat joystick dari tangan manusia. Jadi, mirip dengan remote control mainan. Hanya, saja belum ada koneksi wireless.

Robot manual ini dapat mengangkut muatan berupa builder blocks (stereofoam setinggi 30 senti) dan memindahkannya ke skybridge tower setinggi 2,4 meter. Meski hanya berupa rangka alumunium, cara kerja robot ini mirip forklift. Ambil, angkat, bawa, dan masukkan.


Kecepatan robot ini setara dengan kecepatan jogging orang dewasa. Sebab, di dalamnya dipasang Pulse Width Modulation (PWM) yang dimodifikasi agar DEPTH4 bisa lari dengan cepat. Gerak robot ini didapat dari empat pasang batere kering bertotal listrik DC 24 volt. Saking cepatnya, driver-nya harus berlari kecil untuk mengikuti gerak DEPTH4.

Sementara, robot otomatis adalah robot yang dimensinya lebih kecil dari robot manual. Gerakannya dikendalikan oleh sensor-sensor. Robot ini sudah tidak lagi menggunakan joystick, melainkan menggunakan sensor garis dan rotary encoder.

Sensor garis dibuat dari gabungan rangkaian photo diode dengan led superbright. Fungsi sensor ini memantulkan cahaya dari line (biasanya berupa selotip putih) yang dipancarkan oleh transceiver dan diterima oleh receiver. Setelah, cahaya dari line ditangkap, tugas microcontroller-lah yang mengatur robot tersebut akan berjalan ke mana.

Sebelumnya, pemetaan koordinat line di lapangan harus dihitung terlebih dahulu. Fungsinya, untuk memberi tahu pada koordinat berapa robot otomatis ini harus berhenti dan mengeluarkan berupa builder blocks.

Sensor rotary encoder memiliki fungsi mengatur robot agar berhenti pada jarak tertentu. Jadi, tidak menggunakan line sebagai lintasannya.

Sensor ini digunakan DEPTH4 pada robot otomatis kedua. Robot tidak perlu susah-susah menemukan tower dengan sensor garis untuk menaruh builder blocks. Namun, robot akan berhenti pada jarak yang dikendaki, membuka jembatannya, dan memuntahkan tumpanganya untuk kemudian menaruh builder blocks. Total, mereka menghabiskan uang sebesar Rp 10 juta untuk DEPTH4. (yud)

"Kelelawar" Pemadam Api

aL-Ashry memang layak jadi juara dalam Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) 2006. Sebab, ia mampu dengan cerdas memadamkan api.

Pada peragaannya di KCRI, robot ini dapat menyusuri lintasan yang berisi beberapa kamar dan menemukan kamar mana yang berisi sumber api. Kemudian, aL-Ashry akan mematikan api tadi dengan kipasnya. Sumber api diwakili oleh lilin. Cara kerja robot ini memanfaatkan sensor ultrasonik dan UVtron.

Ultrasonik berfungsi menjaga jarak dengan dinding agar tidak menabrak. Robot ini mengadaptasi cara kelelawar terbang di malam hari. Ia akan mengeluarkan sinyal suara ultrasonik dengan frekuensi di atas ambang frekuensi pendengaran manusia sehingga tidak dapat terdengar. Kemudian, sinyal tersebut dipantulkan kembali ke robot. Dengan begitu, pergerakannya tidak memanfaatkan lintasan.

Seperti halnya DEPTH4, pasokan energi pada aL-Ashry juga memanfaatkan DC bertegangan 24 volt. Tegangan tadi digunakan untuk menggerakan motor dan seluruh sistem rangkaian.

Sedang UVtrone berfungsi mendeteksi keberadaan api, bukan mendeteksi thermal (panas). aL-Ashry memasang dua sensor UVtrone di tubuh robotnya. Satu UVtrone terbuka yang memastikan ada api dalam ruangan. UVtrone lain untuk memfokuskan di mana letak sumber api berada. Jika kerja UVtrone masih optimal, robot ini bahkan bisa mendeteksi keberadaan api dalam jarak lima meter.

Dengan begitu, ketika akan masuk ke dalam ruangan, UVtrone terbuka bekerja terlebih dahulu. Jika memang tidak ada api di salah satu kamar, robot ini tidak akan masuk. Namun, jika memang ada lilin menyala, robot tersebut akan masuk kemudian memfokuskan sumber api berada.

Begitu mendapatkan posisi yang tepat, robot akan berputar 180 derajat. Sebab, posisi kipas yang berfungsi mematikan api bertolak belakang dengan posisi UVtrone. Lalu, barulah kipas berputar untuk mematikan api. Bila api belum mati, robot tidak akan meninggalkan kamar tersebut.

Bila diumpamakan, UVtrone adalah indera aL-Ashry. Sedangkan otaknya adalah microcontroller yang sudah diisi data-data program lewat software CodeVision AVR dengan bahasa pemprograman C++.

CodeVision inilah yang digunakan sebagai compiler programmer. Jadi, pengguna tinggal memasukkan data-data ke mana robot ini akan membelok dan bagaimana bentuk lintasannya.

Robot yang proses pembuatannya menghabiskan dana Rp 15 juta ini juga dilengkapi sistem kompas. Jadi, ketika diletakkan di sembarang tempat, robot tersebut akan tahu letak utara atau selatan. Karena itu, ia mampu berbelok dengan halus, tanpa harus berhenti dan berputar terlebih dahulu.

Tidak ada komentar: